PKS Partai Terbuka: Caleg Syiah 'Yes', Caleg Usung Syariat Islam 'No'
JAKARTA (voa-islam.com) - Pasca mengukuhkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai terbuka pada 2010 silam, PKS kini semakin terbuka baik dari lintas agama dan aliran lintas sekte merupakan pelaksanaan ajaran Islam. Ada beberapa Caleg PKS di Indonesia Timur yang berprofesi sebagai pendeta dan Caleg beraliran sesat Syiah di Sulawesi Utara.
Namun keterbukaan itu bukan persoalan bagi PKS, hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminudin mengatakan deklarasi sebagai partai tengah dan terbuka bukan sekadar strategi, tetapi merupakan pelaksanaan ajaran Islam. PKS menerima pluralitas sebagai ketentuan Tuhan bahwa tidak ada keseragaman tetapi keberagaman.
"Itu muncul dari keyakinan dan keimanan," ujar Hilmi di sela-sela Musyawarah Nasional PKS di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu 19 Juni 2010.
"Itu muncul dari keyakinan dan keimanan," ujar Hilmi di sela-sela Musyawarah Nasional PKS di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu 19 Juni 2010.
sumber berita: vivanews
Menurut Hilmi eksklusivitas tidak mencerminkan ajaran Islam. PKS, kata Hilmi, sejak awal membuka diri dengan prinsip menjunjung pluralitas. Di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKS, selalu tercantum syarat anggota adalah warga negara Indonesia.
Baca
artikel selengkapnya di SYIAH ADALAH tafhadol
Menurut Hilmi eksklusivitas tidak mencerminkan ajaran Islam. PKS, kata Hilmi, sejak awal membuka diri dengan prinsip menjunjung pluralitas. Di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PKS, selalu tercantum syarat anggota adalah warga negara Indonesia.
Caleg Syiah Asal Sulawesi Utara Di Usung PKS
Dengan keterbukaan PKS saat ini justru menjadi 'blunder' partai yang mengusung gerakan bernafaskan Islam, seperti 'One Day One Juz' ODOJ, gerakan menutup aurat dan gerakan remaja IndonesiaTanpa JIL (ITJ).
Dengan fakta ini setidaknya PKS menahan diri menyuarakan penolakan pada syiah karena masih ada calegnya yang kristen dan syiah.
sumber foto: disini
Berdasarkan penelusuran di situs Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Utara kami mendapati bahwa salah satu Caleg yang diusung PKS di daerah pemilihan SULUT 2 bernama Asri Rasjid adalah beraliran syiah. Aliran sesat syiah ini kerap melakukan tindakan taqiyyah (berbohong demi mencari simpati), takfiri (mengkafirkan umat Islam diluar jamaah syiah) dan penghinaan secara barbar dan kasar kepada Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW.
Asri Rasjid sampai saat ini tidak bisa dikonfirmasi secara langsung karena semua media sosial yang dimiliki dikunci, sehinga hanya bisa like, share atau follow.
sumber foto: disini
Paham dan keberpihakan Caleg PKS kepada syiah ini cukup jelas dengan aktivitas Asri Rasjid yang aktif dalam kegiatan-kegiatan Ahlul Bayt Indonesia (ABI) & Ikatan Jamaah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) di Manado, Sulawesi Utara.
Ketika salah satu facebooker ingin menelusuri Caleg PKS dapil SULUT 2 Asri Rasjid ini pun tak digubrisnya.
Ustadz Mashadi: 'PKS apa saja halal. Kecuali Syariat islam'Ustadz Mashadi, deklarator Partai Keadilan yang kini berubah menjadi PKS menyatakan ketidakheranannya pada PKS saat ini.
Ia mengatakan bahwa PKS sudah menjadi partai terbuka,"Bagi PKS apa saja halal, kecuali syariat Islam".
Ia mengatakan bahwa PKS sudah menjadi partai terbuka,"Bagi PKS apa saja halal, kecuali syariat Islam".
Jadi memang polemik PKS bukan diciptakan pihak luar, memang sudah timbul dari dalam internal PKS sendiri, jadi tidak heran umat Islam setengah hati membela PKS demikian halnya dengan PKS pun setengah hati membela syariat Islam di Indonesia karena sejarah membuktikan tak ada satupun negara di dunia ini yang menerapkan syariat Islam, apalagi melalui demokrasi.
Lalu Ustadz Mashadi menambahkan ungkapan fenomenal DR. Hidayat Nur Wahid (HNW) yang pernah menyatakan "siapa saja yang ingin menegakkan syariat Islam di Indonesia, akan saya pidanakan" imbuhnya lagi.
Lalu Ustadz Mashadi menambahkan ungkapan fenomenal DR. Hidayat Nur Wahid (HNW) yang pernah menyatakan "siapa saja yang ingin menegakkan syariat Islam di Indonesia, akan saya pidanakan" imbuhnya lagi.
"Lihat saja, sejarah mencatat bahwa penggulingan partai Islam yang meskipun menang secara telak dan mayoritas tetap dikriminalisasikan. Sebut saja yang terbaru adalah kasus kudeta Presiden Mursi dari Ikhwanul Muslimin Mesir yang memenangi Pemilu Mesir secara demokratis pun digulingkan sekutu dan begundal kawanan zionis Israel dan campur tangan 'bayang-bayang' Amerika Serikat." ungkap Abu Ammar salah satu pendiri Voa Islam di Jakarta (25/02)
"Sejarah juga mencatat kasus penggulingan Partai FIS di Aljazair dan kemenangan rakyat Palestina dengan mendukung HAMAS secara mutlak pun akhirnya mendepak PM Ismail Haniyeh keluar Palestina." tambah Abu Ammar
Lalu siapakah pengusung syariat Islam kini? Siapa yang bermain retorika semu dan siapa pengusung penegakkan syariat Islam secara riil?
"Saat ini Indonesia pun tak memiliki partai pengusung syariat Islam setelah dibubarkannya Partai Masyumi dari bumi Indonesia. Bahkan setelah ditutup pemerintah, markas Partai Masyumi di Kota Bekasi kini dipakai untuk markas KODIM." kisah Haji Mhd. Dachlan 'Si Pitung Dari Bekasi' yang menjabat Dewan Syuro DDII Bekasi, juga seorang tokoh pejuang Islam melawan Belanda dan Jepang dan mantan anggota Partai Masyumi.
"Saat ini Indonesia pun tak memiliki partai pengusung syariat Islam setelah dibubarkannya Partai Masyumi dari bumi Indonesia. Bahkan setelah di tutup pemerintah, markas Partai Masyumi di Kota Bekasi kini dipakai untuk markas KODIM." kisah Haji Mhd. Dachlan
Musibah bagi dunia, semua organisasi dan partai pengusung Syariat Islam sudah tumbang dengan tekanan dan rekayasa keji agen-agen asing berkulit legam dan sawo matang seperti kita. Devide et impera sejatinya belum lekang betul dari bumi Indonesia.
Haruskah dengan mendeklarasikan menjadi partai terbuka harus mengorbankan syariat Allah? Padahal syariat adalah ajaran Islam.[rojul/voa-islam.com]
Post A Comment:
0 comments: